Urgensi Waktu dan Muhasabah

from somewhere
Al-Waqtu Huwa al-Hayâh Ada sebuah kata hikmah yang singkat namun sarat terhadap makna hidup yang sangat luas dan mendalam, yang terdiri dari 3 (tiga) suku kata arab, namun sangat representative untuk menggambarkan arti pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, yaitu ungkapan ‘al-waqtu huwa al-hayâh (waktu adalah kehidupan)’. Sekali lagi, yaitu ‘waktu adalah kehidupan.’ Yang dimaksud dengan kehidupan adalah, waktu yang dilalui manusia saat ia dilahirkan hingga ia wafat. Dengan definisi kehidupan seperti di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, seseorang yang membiarkan waktunya berlalu sia-sia, dan lenyap begitu saja, sama artinya ia –dengan sengaja atau tidak sengaja- telah melenyapkan sisa-sisa masa kehidupannya. Al-Hasan al-Bashri berkata, يَا ابْنَ آدَم، إنَّمَا أنْتَ أيَّامٌ !، فَإذَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ “ Wahai Bani Adam (manusia), sesungguhnya anda hanyalah “kumpulan hari-hari”, maka jika hari telah berlalu berarti telah berlalu sebagian dirimu.”

Sekali bahwa ketika kita menyia-nyiakan dan membuang waktu kita tanpa hal yang berarti untuk agama dan kemaslahatan umat, maka ketika itu juga sesungguhnya kita telah membunuh diri kita sendiri. Betapa waktu itu sangat berharga dan jangan biarkan ia berlalu begitu saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala Bersumpah dengan Waktu dan Bagiannya begitu pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, sampai-sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah di banyak tempat dalam al-Qur`an al-Karim, dengan waktu dan bagian-bagiannya, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :وَالْفَجْرِ، وَالضُّحَى، وَاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَالْعَصْرِDemi waktu fajar, Demi waktu Dhuha, Demi Malam, Demi Siang, Demi Waktu Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala, jika ia bersumpah dengan sesuatu, maka dengan sumpahnya itu, dengan sesuatu tersebut dimaksudkan untuk memalingkan atau mengalihkan pandangan kita kepada arti pentingnya hal tersebut sampai kita bertafakkur (berfikir) di dalam setiap bagian waktu seluruhnya, ketika fajar, ketika dhuha, ketika malam, dan ketika siang dll. Seperti Ulil Albab di dalam firman-Nya :إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا مَاخَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . سورة آل عمران : 191Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. 3:190); (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)

Intropeksi Diri Maka sudah selazimnya menjadi kewajiban bagi seorang muslim terhadap dirinya untuk melakukan muhâsabah an-nafsi ‘intropeksi diri’, yaitu menghitung-hitung dirinya atas tahun dan hari-hari yang telah ia lalui. Apa yang telah ia perbuat semasa itu, dan keuntungan apa yang peroleh, kerugian apa yang ia derita. Seperti apa yang dilakukan oleh seorang bisnisman yang menginginkan kesuksesan dengan modalnya pada setiap tahunnya, ia menghitung-hitung kembali perdagangannya, berapa modal yang telah ia keluarkan, berapa pemasukannya, di mana ia mengalami kerugian dan apa masalahnya, dan di mana keuntungannya, berapa besar keuntungannya dari pada kerugiannya, ketika kerugiannya lebih besar dari pada keuntungannya maka ia menjadi sangat menyesal sekali dan mengalami kesedihan yang luar biasa, dan sebaiknya ketika keuntungannya lebih besar dari pada kerugiannya maka ia merasa senang dan bergembira sekali, untuk selanjutnya ia melakukan kalkulasi bisnisnya kembali, memenag dan membuat schedule untuk tahun berikutnya.Yang demikian itu pada amrun dunyawi (urusan duniawi), begitu ihtimaam (concern)nya dan sangat telitinya ia dalam urusan dunia ini. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلُُ وَاْلأَخِرَةُ خَيْرُُ لِّمَنِ اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً { سورة النساء: 77 }“Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan anda tidak akan dianiaya sedikitpun.”(QS. An-Nisaa:77)

Nabi Musa berkata di dalam al-Qur`an :يَاقَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعُُ وَإِنَّ اْلأَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ { سورة المؤمن : 39}“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, sesungguhnya akhirat itulah kesenangan yang kekal.” (QS.40 : 39)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ {سورة النساء : 78}Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, (QS. 4:78) Karena itu muhasabatunnafsi merupakan suatu keharusan, seandainya tidak sanggup setiap hari untuk instropeksi/menghitungkan dirinya hendaklah dilakukan pada setiap pekan, maka kalaupun setiap pekan ia masih juga tak dapat melakukannya, maka hendaklah setiap bulan, dan kalau tidak bisa juga maka hendaklah ia melakukan instropeksi diri pada setiap tahun.

Ulama dan Waktu Para salafus soleh meninggalkan banyak pelajaran berharga dalam menghargai waktu. Imam Ibnu Jarir ath-Thabari (223H-310H) sepanjang hidupnya tercatat telah mengumpulkan 358 ribu halaman dari berbagai karangannya. Jika kita perkirakan masa kanak-kanak beliau sebelum baligh 14 tahun, maka dapat disimpulkan beliau menulis 14 halaman setiap harinya. Begitu perhatiannya beliau dengan waktu, sampai-sampai ketika + sejam sebelum kematiannya beliau masih menyempatkan diri menulis suatu do`a yang baru ia dengar dari Ja`far bin Muhammad. Begitu pula dengan Imam Ibnu al-Qayyim yang tidak rela kehilangan waktunya karena safar (suatu perjalanan), sehingga selama safarnya beliau mengisinya dengan menulis sehingga menghasilkan karya Zaadul Ma`aad. Imam Nawawi yang tidur dengan bersandarkan sebuah buku yang ditegakkan pada dagunya, begitu buku itu terjatuh maka beliau terjaga dan kembali menggoreskan tintanya.

Majduddin Abu al-Barakat `Abdussalam, kakek dari Imam Ibnu Taimiyah, tiap kali masuk ke kakus, beliau memerintahkan anaknya (orang tua Imam Ibnu Taimiyah) untuk membacakan suatu kitab dengan suara keras, hingga terdengar olehnya. Tak aneh jika sikap sang kakek ini tertular kepada cucunya. Suatu ketika Imam Ibnu Taimiyah jatuh sakit, dokter menyarankan agar beliau untuk sementara waktu menghentikan dulu kegiatan belajar mengajarnya karena hal itu dikhawatirkan dapat memperparah kondisinya.

Berkata Imam Ibnu Taimiyah kepada dokternya, “bukankah jika jiwa yang bahagia dan gembira dapat memperkuat daya tahan tubuh”, sang dokter membenarkannya. “Maka sesungguhnya jiwaku merasa tenang jika berinteraksi dengan ilmu, dan tubuhku terasa kuat dan hanya dengan itu saya dapat beristirahat.” Optimalkan Amal waktu hidup manusia di dunia adalah umurnya, dan umur manusia merupakan rahasia Allah Subhanahu wa Ta’ala Kualitas umur seseorang sangat menentukan posisinya di alam kehidupan berikutnya. Jika dari waktunya diperuntukkan hanya karena Allah (lillah) maka kematiannya adalah baik baginya. Namun sebaliknya jika waktu dan umurnya dihabiskan untuk menuruti kesenangan nafsu dan dan ambisi syahwat hewaninya maka kematiannya merupakan petaka besar baginya. Al-Hasan al-Bashri berkata, يَا ابْنَ آدَم، إنَّمَا أنْتَ أيَّامٌ !، فَإذَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ“Wahai Bani Adam (manusia), sesungguhnya anda hanyalah “kumpulan hari-hari”, maka jika hari telah berlalu berarti telah berlalu sebagian dirimu.”Ibnu Mas`ud Radhiyallahu ‘Anhu (salah seorang sahabat besar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam) berkata:مَا نَدِمْتُ عَلَى شَيْءٍ نَدَمِي عَلَى يَوْمٍ غَرَبَتْ شَمْسُهُ، نَقَصَ فِيْهِ أجَلِي، وَلَمْ يَزِد فِيْهِ عَمَلِي”Tidak ada yang lebih aku sesali, kecuali bila matahari telah terbenam maka berkuranglah masa ajalku, namun tidak bertambah sedikitpun amalanku.” Berkata Khalifah Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah,إنَّ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ يَعْمَلاَنِ فِيْكَ، فَاعْمَلْ فِيْهِمَا”Sesungguhnya malam dan siang terus bekerja dalam dirimu, maka bekarjalah di dalam siang dan malammu.”

Bekerjalah pada siang dan malammu, janganlah mengakhirkan pekerjaan siang untuk dikerjakan di malam harinya, dan janganlah mengakhirkan pekerjaan malam ke siang harinya. Janganlah pekerjaan hari ini di akhirkankan hingga esok harinya dan janganlah pekerjaan esok karena malas diakhirkan hingga lusanya. Jangan katakan, “Nanti akan kuamalkan, sebentar lagi akan kukerjakan.” Karena setiap manusia akan ditanya pada hari kiamat, mengenai umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang ilmunya sudahkah ia amalkan, dan tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan ?. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam:لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ (رواه الترمذي وقَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ )Tidak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari Kimat hingga (ia) ditanya tentang:

1. tentang umurnya, untuk apa ia habiskan ?
2. tentang ilmunya, sudahkan ia amalkan ?
3. tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan ?
4. tentang jasadnya, untuk apa ia gunakan ?

(HR. At-Tirmidzi) Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :وَالْعَصْرِ . إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ . سورة العصرDemi masa. (QS. 103:1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (QS. 103:2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3) Sungguh terbukti kebenaran ucapan Imam Syafi`i mengenai firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :لَوْ لَمْ يُنْزَلْ غَيْر هَذِهِ السُّوْرَةُ لَكَفَتِ النَّاسBahwa seandainya (al-Qur`an) tidak diturunkan kecuali (hanya) surat (al-Ashr) ini, maka hal itu sudah cukup memadai bagi manusia sekalian. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik, hidayah dan keberkahan-Nya dalam hidup dan umur kita. Amiin.

Anak Berjilbab dan Ibu Ber'TankTop'

oleh Risa Hermawati
Sore ini aku pulang kerja diiringi dengan gerimis. Memang sedang musim hujan jadi tiap pulang hampir selalau ditemani hujan. Seperti biasa aku naik angkot dari kantor menuju terminal dikotaku untuk transit. Memang aku kerja termasuk diluar kota, dulu kota dingin dilereng pegunungan itu masih jadi satu kabupaten dengan kotaku, tetapi sekarang sudah menjadi kota sendiri. Dari tempat mangkal angkot ini ke terminal kotaku tidak lama sih hanya sekitar tiga puluh menitan itupun.

Di saat orang lebih memilih naik motor, aku tetap setia dengan angkot, karena untuk beli motor tidak ada, kalau kredit, aku tidak terlalu suka. Biarlah hitung-hitung sebagai rejeki para sopir angkut yang semakin hari semakin seret saja, dari terminal kotaku kekota dingin ini sering pemumpang hanya dua atau tiga orang saja, bahkan tak jarang aku sendirian. Seperti mencarter atau naik taxi dengan ongkos murah jadinya. Kalau angkotnya ngetem di pangkalan untuk cari penumpang ya harus sabar, toh ada jadwalnya, setiap beberapa menit. Seperti kali ini sudah hampir sepuluh menit aku duduk di angkot ini, tapi belum penuh juga.

Ketika di belakang tampak angkot lain yang muncul, yang kunaiki pun beranjak pergai. Pas di lampu merah kulihat tiga orang perempuan dan seorang balita naik, jadi lumayan cukup penuh walau tidak sampai sesak.

Biasanya aku tidak terlalu perhatian pada orang, tapi kali ini menarik sekali. Tiga perempuan ini membuatku ingin mengamati dan sedikit nguping. Bukan niatan sih, tetapi karena duduk pas disebelahku jadinya terdengar. Yang satu perempuan setengah baya dengan busana muslim umumnya ibu-ibu, jilbab pendek, ya umumlah. Seorang lagi perempuan masih belia, mungkin masih SMP, pakaiannya wajar, celana jaens dengan bajau lengan panjang memangku balita perempuam yang kutaksir umurnya baru 2 tahun.

Lucu sekali balita ini, bercelana panjang, berjaket karena dingin dan berjilbab sehingga tampak lebih cantik dan lucu. Perempuan satunya lagi, masih cukup muda mungkin masih dua puluh limaan, bercelana ketat penjang seperdelapan, dengan tank topnya, sedikit ditutup syal. Dari pembicaraan mereka ternyata balita itu anak dari perepmuan yang muda, sedang yang memangku adalah tantenya dan ibu setengah baya adalah neneknya.

Apa yang menerik dari mereka, tentu penampilannya. Sang nenek berkata, “ kamu memakaikan baju si kecil ini kok gak macing sih, lihat celana dan vbaju biru, kaos kaki hijau sepatu putih dan jilbab pink, apa tidak ada kaos kaki dan jilbab yang sesuai? “. Sang ibu muda meimpali “ gak-apa-apa bu yang penting hangat. Dia sendiri yang memilih jilbabnya, jilbabini kesukaanya, tidak mau yang lain.

Setiap akan di ajak keluar pasti dia akan berkata “ Ma mau pergi ya, Adek pakai jilbab ini ya? Biar tambah cantik”, gitu Bu pintanya jadi kuturuti saja. Dia ini paling suka kalau dijilbabi Bu. Makanya sekarang mau kucarikan model yang lucu dan warna warni, biar tambah suka. Tiba-tiba si balita ini berkata “ ya nek adek cuka pake jilbab, tapi adek gak pelnah lihat mama pake.” Ibu muda itu hanya tertawa saja.

Aku yang di sampingnya tertegun. Anak kecil ini begitu suka dengan jilbab. Padahal dia belum ngerti tentang kewajiban berjilbab, dan jelas dia belum waijb memakainya, karena masih kecil. Kontras sekali dengan ibunya, dandananya saja sama sekali tidak mencerminkan seorang muslimah, tetapi anaknya didandani dengan benar. Astagfirullah.

Aku beristigfar dalam hati, apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa ibu kalah dengan balita. Ya masih syukurlah ibu ini mendandani anaknya dengan benar, sehingga si anak suka, dan terbiasa dengan jilbab, semoga kelak ketika dia dewasa tahu betul artinya berjilbab. Lalu mengapa ibunya sendiri belum, malah masih pakai pakaian seksi. Pakah si anak hanya sekedar didandani saja, supaya lucu dan lebih hangat karena kepala dan teling terlindungi dari angin. Bagaimana dengan neneknya, mengapa tidak mengajarkan sesuatu yang baik pada kedua putrinya ini. Ah entahlah akau tidak berani menilai.

Yang jelas yang kulihat adalah pemandangan yang unik. Melihat para umahat dengan putrinya walau masih bayi tapi sudah dijilbabi itu biasa, melihat seorang ibu mengantar anaknya sekolah dengan pakaian busana muslim itupun biasa karena sekolahnya memang mewajibkan berseragam demikian, walau mungkin orang tuanyapun belum berpakaian secara benar.

Tetapi ini seorang balita kecil berjilbab lucu dan rapi sementara ibunya pusar, lengan dan ketiaknya masih diumbar ke mana-mana. Apa tidak terbalik tuh. Harusnya kan ibunya dulu karena dia sudah berkewajiban untuk menutup aurat dengan benar. Ah sudahlah setidaknya dia tidak mengajarkan anaknya berpakaian seksi juga..

Di pertigaan jalan perbatasan kota mereka turun, sekilas tampak pinggang bawah ibu muda itu, karena celana yang dipakai model melorot (ini hanya istilahku) tentulah lelaki di ujung pintu angkot ini melihatnya. Aku hanya bisa menghela nafas dan beristigfar kembali. Dalam hati aku berdo’a sambil memandangi mereka “Ya Allah semoga kau berikan hidayah kepada ibu muda ini agar bisa menjadi contoh yang baik bagi putrinya.

Jilbab bukanlah sekedar pakaian penutup aurat, tapi juga hijab bagi jiwa-jiwa pemakainya agar selalu berpegang di jalan –Mu, dan semoga sikecil yang lucu dan cantik itu kelak mengerti benar apa yang menjadi kesukaanya untuk berjilbab adalah syariat agama hingga dia akan tetap menjaganya dan tidak terpengaruh budaya zaman yang semakin edan ini. Amiien.....

Alhamdulillah hujan reda dan sudah sampai di terminal aku pun turun dari angkot ini.

Ilmu Itu Cahaya (Nasihat Untuk Diri & Sahabat-Sahabat)

Al Quran diturunkan kepada manusia agar mereka berfikir akan maksud yang disampaikan, menghayati segala perintah al Quran yang begitu menggegarkan jiwa. Begitu jelas firman Allah yang pertama diturunkan kepada Rasulullah salallahualaihi wasalam berbunyi ; “Iqraa’”, bermaksud; Bacalah. Lalu, bagaimana kita menjadi umat yang diturunkan padanya satu surah yang memerintah untuk ‘membaca’, tetapi kita malas membaca, atau malas menggunakan kaedah-kaedah lain untuk meningkatkan pengetahuan? Menurut Dr. Raghib as Sarjani, membaca itu bukan hobi semata-mata tetapi merupakan kewajipan setiap manusia. Kerana itu, tidak wajar seorang manusia berkata; “Saya tidak minat membaca” atau “Hobi saya membaca”. Bukankah perutusan Jibril alaihissalam yang pertama kepada Muhammad salallahualaihi wasalam berbunyi Iqra’? Peristiwa ini memberikan sejumlah ibrah kepada umat Islam supaya menjadi umat yang ‘membaca’, dalam erti kata lain meningkatkan pengetahuan kerana Jibril tidak akan membacakan sesuatu ‘kitab’ untuk kita.

Untuk membuktikan kepentingan membaca itu, Rasulullah salallahualaihi wasalam sendiri pernah mengarahkan tawanan-tawanan musyrikin di perang Badar mengajarkan umat Islam ‘membaca’. Hal ini menunjukkan kaedah-kaedah mencapai ilmu, sangat ditekankan oleh Rasulullah salallahualaihi wasalam. Lafaz perintah yang ada pada kalimah - ( Iqra’ ) itu mengkehendaki kepada umatnya agar bersikap konsisten dalam sesuatu perkara yang tidak dianggap remeh. Topik ‘membaca’ atau ‘menuntut ilmu’ bukanlah perkara yang besar bagi penuntut-penuntut di al Azhar kerana masing-masing faham dan tahu keutamaan ilmu kepada manusia, malah mampu mengumpulkan seberapa banyak dalil mengenai kelebihannya. Tetapi, yang menjadi isu besarnya ialah ‘usaha’ dan kesungguhan.

Perhatikan ayat ini yang menggambarkan maha teliti Allah dalam menghasilkan karya cipta-Nya ;

َتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ

“Dan engkau melihat gunung-ganang lalu menyangkanya tetap membeku, padahal ia bergerak cepat seperti bergeraknya awan; demikianlah perbuatan Allah yang telah membuat tiap-tiap sesuatu dengan begitu teliti (rapi). Sesungguhnya Dia (Allah)amat mendalam pengetahuan-Nya akan apa yang kamu lakukan” – an Naml:88, al Quranul Karim.
Manakala hadith yang diriwayatkan oleh Bazzar di dalam musnadnya, Nabi Muhammad salallahualaihi wasalam bersabda;

إن الله يحب أحدكم إذا عمل عملا ان يتقنه

[ Sesungguhnya Allah menyukai seseorang yang apabila melaksanakan sesuatu pekerjaan, dilaksanakannya dengan tekun ]

Dalam satu peristiwa perang Uhud, Rasulullah salallahualaihi wasalam turut mengajarkan kepada tentera-tentera Islam yang ditugaskan untuk memanah tentera musyrikin agar bersungguh-sungguh (tekun) menuruti strategi Baginda. Perintah Baginda salallahualaihi wasalam kepada mereka ;

لا تتركوا أماكنكم ولو رأيتم الطيور تتخطفنا

[ Jangan kamu tinggalkan tempat kamu sekalipun kamu telah melihat burung-burung datang menyambar kami ]

Ilmu pengetahuan yang mantap, mustahil dimiliki dengan jampi serapah, summon, tangkal atau apa jua perkara khurafat yang bertujuan untuk mencapai sesuatu dengan jalan mudah. Tetapi ia merupakan anugerah Allah Taala yang diperolehi dengan usaha dan ketekunan, tidak kira sama ada anda menadah kitab di hadapan masyaheikh ataupun memuat-turun sesi kuliah mereka di sesawang dunia tanpa sempadan (internet). Imam Syafie rahimahuLlah dalam syairnya telah menggariskan syarat-syarat untuk menuntut ilmu sebagai berikut:

أخي لن تنال العلم الا بسته ؛ ذكاء وحرص واجتهاد وبلغة وصحبة استاذ وطول زمان

[ Saudaraku, kamu sekali-kali tidak berupaya mencapai ilmu kecuali dengan enam perkara ; cerdik, aktif mencari ilmu, tekun berusaha, kehidupan yang memadai, mengakrabi ustaz (ilmuan) dan masa yang panjang ]

Peluang untuk meningkatkan prestasi bermaklumat dan mencipta budaya akademik dengan menghadiri kuliah-kuliah pengajian, begitu terbentang luas di bumi al Azhar. Tokoh al Quran, Luqman al Hakim pernah berpesan kepada anaknya;

يا بني جالس العلماء وزاحمهم بركبتيك، فإن القلوب تحيا بالعلم كما تحيا الأرض الميتة بوابل المطر

[ Wahai anakanda, hadirlah ke majlis-majlis para ulama’ dan lazimilah duduk bersama mereka (mendengar pengajian) kerana sesungguhnya hati sanubari itu akan hidup dan sihat dengan ilmu pengetahuan seperti suburnya tanah yang disirami air hujan ] Dr. Yusuf al Qardhawi: 55, al Fatwaa bayna Indibadh wa at Tasayyub. Maktabah al Islami, Beirut, cetakan kedua 1995.

Pergi ke kuliah, hadir ke kelas bimbingan ,membuat ulangkaji, menjauhi maksiat, disiplin diri yang ketat serta menyampaikan pengetahuan tersebut kepada orang lain adalah antara agenda yang mesti ditunaikan sebagai penuntut ilmu. Kesemua itu adalah amanah yang kita maklumi sebagai mahasiswa Muslim yang beriman dengan Allah Taala. Rela atau tidak, seluruh masyarakat Malaysia menganggap kita sebagai ulama’, mufti, ustaz atau tempat rujukan pada perkara-perkara agama. Perhatikan hadith ini ;

العلماء أمناء الله فى خلقه

[ Para ulama adalah orang-orang kepercayaan Allah di kalangan makhluk-Nya ] – al Qurthubi dan Ibn ‘Asakir daripada Anas di sahihkan Imam as Suyuti (al-Fath al-Kabir,2:251), kitab kuliah al Azhar.

Jika tumpuan kita di bumi al Azhar lebih banyak leka daripada tekunnya, lebih banyak lena dari celiknya, kitalah bahan ‘fitnah’ ke atas institusi al Azhar. Hal ini disentuh oleh Ustaz Hairul Nizam b. Mat Hussain, mantan Presiden PMRAM sebagai punca kepincangan yang berlaku pada mentaliti mahasiswa Al Azhar hari ini ;

a) Tidak menjiwai konsep ulama’ pewaris Nabi.
b) Belajar semata-mata untuk menduduki dewan peperiksaan.
c) Tidak mempunyai misi untuk memperbaiki kefahaman masyarakat terhadap Islam.
d) Tidak bersungguh menguasai ilmu.

Kita terpaksa menyedari bahawa Universiti al Azhar terpaksa menyediakan satu sistem pengajian yang tidak mampu memberikan kesemua kepakaran ilmu di ruang-ruang sesi perkuliahan. Ini kerana, hakikat ilmu Islam begitu luas dan tidak akan mampu diterokai sehabis-habisnya sekalipun dengan masa yang lama. Allah Taala berfirman ;

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

“Katakanlah (wahai Muhammad) jika lautan itu tinta untuk tulisan kalimah Tuhanku, nescaya keringlah lautan itu sebelum habis kalimah Tuhanku ditulis, walaupun dibekalkan lagi seumpamanya.” - (al-Kahf: 109).

Rumusan mengenai ayat di atas menunjukkan betapa maha luasnya ilmu Allah Taala. Walaupun begitu, Allah Taala tidak memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersikap malas meningkatkan ilmu. Inilah apa yang dikesalkan, dalam keadaan kita menyedari hakikat betapa susahnya bagi seorang Azhari menguasai kesemua ilmu-ilmu Islam. Tiba-tiba kita mudah bertemu dengan kelompok yang begitu banyak istirehat, sangat berlebihan di atas tilam, bersangatan di hadapan komputer dengan perkara-perkara yang membuang masa dan menjadikan agenda penguasaan ilmu sebagai agenda “jarang-jarang”. Sedari tanggungjawab pemegang ilmu Islam di hadapan Allah, adalah sebagai kubu pertahanan agama-Nya. Hal ini sepatutnya menimbulkan rasa takut yang terbit dari hati dan seterusnya mengawal diri dari bersikap cuai dan cemar.

Berusaha & Berdoa & Bertawakkal Untuk Berjaya

Kita sebenarnya sangat beruntung kerana berpeluang berada di sebuah institusi yang begitu tersohor menghasilkan para murabbi, para mujaddid, para mufakkir, sasterawan Islam prolifik dan sejumlah besar cendikiawan yang mahir di setiap disiplin ilmu dengan semangat yang berkobar-kobar memperjuangkan agama Islam. Walaupun dalam usaha untuk mencapai level seumpama ‘mereka’ kita bakal menghadapi 1001 macam kesukaran, namun untuk mara meneruskan survival ilmu di al Azhar tidak pernah berhenti. Kerana di dalam Islam, tidak ada pepatah Melayu seperti ;

“..Untung sabut timbul, untung batu tenggelam..”
“..Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih..”
“..Belajar tinggi-tinggi, akhirnya kupas bawang juga..”
“..Ulat dalam batupun boleh cari rezeki..”,

dan yang seumpama lafaznya untuk kita bersedia dengan sikap statik pada tahap kemampuan yang ada. Hakikatnya, kita diwajibkan menggunakan seluruh pancaindera dan berusaha menggunakan kebolehan yang dikurniakan Allah kepada kita, tanpa kita lupa untuk berdoa, memohon dan berserah kepada-Nya . Allah Taala berfirman ;

إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” – ar Ra’du:11, al Quranul Karim.

Mengerahkan Ilmu Untuk Amal Ijtima’ie

Secara sainsnya, pelita tidak akan bercahaya jika tidak dibakar. Cahaya pelita pula akan malap dan padam jika ia dibakar ditempat bilik terkunci tanpa udara. Demikian juga hakikatnya ilmu, ilmu itu diiktiraf sebagai cahaya apabila ia memberi manfaat kepada orang lain. Tetapi, ilmu itu akan malap jika fungsinya digerakkan hanya pada ruang lingkupnya sahaja. Ada hadith berbunyi ;
العلماء مصابيح الارض وخلفاء الانبياء وورثتي وورثة الانبياء

[ Para ulama adalah pelita-pelita bagi bumi, khalifah(pengganti) para nabi, pewarisku dan pewaris para Nabi ].

“Cahaya, pelita-pelita di bumi”, bukannya cahaya pelita-pelita di dalam rumah atau pelita-pelita yang tersimpan menunggu malam tujuh likur baru dinyalakan. Selain kebolehan untuk menyampaikan ilmu, memiliki pengetahuan yang luas dan bijak, kita perlu berkebolehan untuk bersosialisasi dengan baik bersama masyarakat. Untuk merealisasikan tujuan dan amanah yang maha berat ini (mewarisi tugas dakwah para Rasul), tidak ada cara dan jalan yang lebih sempurna melainkan dengan menggabungkan diri dalam jamaah (organisasi). Keutamaan berjamaah ini pernah ditekankan oleh Dr. Yusuf al Qardhawi dalam usaha memenuhi kerangka dakwah secara menyeluruh.

Dalam pada yang sama, kita tidak dapat menafikan bahawa kecemerlangan akademik merupakan kayu ukur penilaian masyarakat terhadap seseorang dan ia juga merupakan wasilah untuk meneruskan pengajian ke peringkat yang lebih tinggi. Bahkan dalam sesetengah keadaan, dakwah kita mungkin dipertikaikan tanpa memiliki pencapaian akademik yang meyakinkan. Justeru, amanah menuntut ilmu ini perlu dilunaskan sebaik mungkin. Walau bagaimanapun ia bukanlah pengukur yang tepat kepada nilai seorang manusia bermula dari janin bayi, sehingga ke liang lahad. Rasulullah salallahualaihi wasalam bersabda ;

خير الناس انفعهم للناس

[ Sebaik-baik manusia adalah mereka yang member manfaat kepada manusia ] Lihat hadith no:6662 di dalam Shohih al Jami’e.

Allah Taala pula berfirman:

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْفَائِزُونَ

“Adakah kalian menyamatarakan (nilai kebaikan) antara orang yang memberi minum orang-orang berhaji serta memakrnurkan Masjid al Haram dengan orang-orang yang beriman dengan Allah dan hari akhirat dan mereka berjihad di jalan Allah? Tidak sama (sesungguhnya nilai antara keduanya) di sisi Allah. Allah tidak memberi petunjuk terhadap kaurn yang zalirn. Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan nyawa mereka di sisi Allah lebih tinggi darjat mereka dari orang lain. Mereka itulah orang-orang yang Berjaya” - (Surah at-Taubah: ayat 19 - 20)

Kerana itu kita tidak harus alpa bahawa kecemerlangan akademik perlu seiring dengan kecemerlangan syakhsiah kerana kecemerlangan akademik hanyalah wasilah, sedangkan keredhaan Allah Taala itulah matlamat utama. Kata Ibnu Mas‘ud Radhiallahu ‘anhu :

ليس العلم بكثرة الحديث، ولكن العلم بالخشية

[ Ilmu bukanlah dengan banyak cakap, tetapi ilmu itu membawa takut (kepada Allah)].

Kata Imam al Qurtubi rahimahullah pula;

ِإنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء - يعني بالعلماء يخافون قدرته، فمن علم أنه عز وجل قدير أيقن بمعاقبته على المعصية

[ ((Sesungguhnya yang takutkan Allah itu di kalangan hamba-Nya ialah para Ulama’)) - surah al Fatir: 28, Yang dimaksudkan ulama di sini ialah mereka yang takutkan kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, siapa yang mengetahui bahawa Allah itu Maha Berkuasa, dia juga akan meyakini bahawa Allah berupaya untuk menimpakan balasan seksa kepada pelaku-pelaku maksiat ].
Bukan sukar untuk melahirkan pakar-pakar atau orang-orang yang berilmu, tetapi yang susah itu untuk kita melihat para ilmuan yang memiliki sifat amanah dengan ilmu kerana takutkan Allah. Lihat sahaja berapa banyak institusi ilmu telah dibangunkan? Berapa ramai graduan - di seluruh dunia - yang telah menerima ijazah mereka? Namun dunia masih dicemari kebiadaban dan kebuasan. Siapa yang melakukan perkara ini? Orang lekehkah? Orang buta hurufkah? Adakah dilakukan oleh pengamal-pengamal rasuah yang tidak bersekolah? Atau perompak-perompak yang tidak tahu membaca surat khabar? Fikirkan.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الأَلْبَابِ

“Adakah sama orang yang berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan? Hanya orang yang menerima peringatan ialah orang yang berakal.” Surah az-Zumar : ayat 9 - Qutuz'slegacy

Optimalisasi Kontribusi Muslimah untuk Dunia Islam

Proses mengembalikan izzul Islam wal muslimin bukan monopoli laki-laki, karena muslimah juga memiliki peran besar. Dan mempelajari peran muslimah yang besar itu bukan monopoli perempuan, tapi setiap muslim—laki-laki maupun perempuan—berhak memahami peran mereka, sehingga mampu memposisikan muslimah secara tepat, tidak menganggap perempuan sebagai pihak nomor dua dalam proses kebangkitan Islam kembali.

Terkait pelajaran bagi perempuan dan laki-laki dari kontribusi muslimah, Allah berfirman yang artinya, "Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman… dan Maryam puteri Imran…." (QS. Al-Tahrim: 11-12). Allah telah memberikan perumpaan kekuatan iman dengan dua perempuan permata. Dan seruan mengambil pelajaran ini tidak hanya tertuju pada perempuan, tapi kepada setiap orang beriman, termasuk laki-laki.

Sebagai representasi dari pentingnya optimalisasi peran muslimah, penulis coba menampilkan beberapa penggal kontribusi besar muslimah, khususnya di bidang dakwah, ilmu pengetahuan, dan jihad.



Kontribusi Dakwah
Sejak masa awal dakwah, muslimah telah menunjukkan peran yang sangat penting. Ibnu Qayyim mengatakan, "Seluruh ahlul ‘ilmi sepakat, bahwa orang pertama yang sujud pada Allah setelah Rasulullah Saw. adalah Khadijah r.a.." Dan ini tidak kebetulan, karena Allah berfirman yang artinya, "Segala sesuatu di sisi Allah telah ada ketetapannya. " (QS. Al-Ra'du: 8).

Ketika Rasul terguncang hebat saat awal menerima wahyu, Khadijahlah yang meneguhkannya. Khadijah menginfakkan seluruh harta di jalan dakwah. Ia meninggalkan kehidupan hartawan, dan sabar memikul beban dakwah yang berat, termasuk dalam detik-detik 3 tahun blokade Qurays di Sya'bu Abu Thalib.

Ummu Habibah juga seperti itu. Awalnya ia menjalani kehidupan bak seorang ratu, karena ia adalah anak dari pemuka Qurqaisy, Abu Sufyan. Namun untuk memperjuangkan dakwah, ia meninggalkan perhiasan dunia dan melakukan hijrah ke Habsyah yang penuh tantangan.

Selain itu, banyak sahabiah lainnya. Sebut saja Fatimah yang menjadi penyebab masuk Islamnya Umar bin Khattab r.a.. Bila melihat survei 70 orang pertama yang masuk Islam, ternyata 37 diantaranya adalah perempuan.

Meneliti realita sejarah kontribusi muslimah di awal dakwah, ulama Tarajum dan Thabaqat memilih sekitar 8.000 nama yang paling berpengaruh dalam membangun negara Islam di Madinah. Dari 8.000 pilihan ini, ada 1.000 lebih nama muslimah yang tercatat. Ini berarti, dalam setiap 8 orang sahabat yang berkontribusi besar untuk Islam, maka di sana terdapat 1 orang muslimah. Akhirnya, dalam hanya seperempat abad, terbukti Islam berhasil meraih keusuksesan yang nyata.

Menanggapi realita ini, dalam majalah Al-Risalah edisi Maret 2009 (terbitan Kairo) peneliti keislaman Sanusi Muhammad Sanusi menulis, "Keterlibatan perempuan saat awal membangkitkan peradaban Islam sangat tinggi dibandingkan dengan keterlibatan perempuan dalam membangun peradaban lainnya."

Jika keterlibatan muslimah merupakan salah satu kunci sukses di masa awal dakwah Islam, maka sekenario yang sama juga harus diterapkan untuk membangun kejayaan Islam masa depan, dengan mengoptimalkan keterlibatan dan peran positif muslimah.



Kontribusi Mencetak Tokoh

Umar bin Abdul Aziz memang tokoh besar. Ia dijuluki khulafaurrasyidin kelima. Di masanya, tidak ada lagi peminta-minta. Namun di balik kebesarannya itu, ada gadis penjual susu yang mengatakan pada ibunya yang ingin menambahkan air ke dalam susu supaya lebih banyak saat dijual, "Memang amirul mukminin tidak tahu, tapi Allah yang menciptakan amirul mukminin pasti tahu.”

Mendengar perkataan itu Umar bin Khattab terinspirasi mencetak tokoh besar. Langsung ia menikahkan anaknya bernama Asim dengan sang gadis penjual susu tersebut dengan obsesi, "Semoga dari perempuan tersebut lahir pemimpin Islam yang hebat, yang akan memimpin orang-orang Arab dan 'Ajam (non-Arab).” Dari pernikahan Asim dengan sang gadis, lahirlah anak perempuan bernama Laila. Dari pernikahan Laila dengan Abdul Aziz bin Marwan, lahirlah sang tokoh bernama Umar bin Abdul-Aziz.

Begitu juga di balik kebesaran Muhammad Al-Fatih, di sana ada peran seorang perempuan. Setiap pagi ibunya berdiri di hadapan benteng Konstatinopel dari jarak jauh, dan mengatakan kepada Al-Fatih kecil dalam pangkuannya, "Wahai anakku, sesungguhnya engkau adalah panglima yang dijanjikan Rasulullah dalam hadisnya, 'Sungguh Konstatinopel akan dibebaskan. Maka panglima yang paling beruntung adalah panglima pembebasnya dan tentara yang paling beruntung adalah para tentaranya." Akhirnya Muhammad Al-Fatih berhasil membebaskan Konstatinopel pada tahun 857 H/1517 M.



Kontribusi Ilmu dan Mencetak Ulama

Muslimah berkiprah dalam berbagai cabang ilmu. Sebut saja ilmu hadis, di sana ada Aisyah r.a. yang merupakan perawi terbanyak kedua setelah Abu Hurairah. Dalam cabang ilmu tafsir, tercatat nama Zaib binti Syah Muhyiddin Uzbek (1048 H-1113 H) yang berasal dari India. Dalam kitab Mu'jam Al-Mufassirin min Shadri Al-Islam hatta Al-Ashri Al-Hadhir Prof. Muhammad Khair Yusuf mengatakan, "Satu-satunya muslimah yang melahirkan tafsir Al-Quran adalah Zaib. Kitab tafsirnya berjudul Zaib Al-Tafasir." Ini merupakan kontribusi yang besar, karena melahirkan karya tafsir berarti terlebih dahulu harus menguasai ilmu bahasa Arab, Syariah, Fiqh, dan Ushul Fiqh. Selain itu, masih banyak peran muslimah, baik di bidang ilmu syariah, kedokteran, dan lainnya.

Secara umum, pada abad 8 H, dalam bukunya Al-Nafis Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani mencatat 232 orang ahli hadis. Sedangkan di abad 9 H, dalam bukunya berjudul Al-Dhau' Al-Lami' fi A'yan Al-Qarni Al-Tasi' Imam Al-Shakhawi mencatat 1.570 muslimah yang berkontribusi besar untuk dunia Islam.

Selain ilmu, muslimah juga berperan dalam mencetak ulama. Imam Al-Hafiz Ibnu Asakir (751 H) memang perawi hadis yang terpercaya sehingga mendapat julukan Hafiz Al-Ummah. Namun di balik kebesaran itu, tercatat dalam Thabaqât Al-Syâfi'iyyah karangan Imam Al-Subki, bahwa guru dari Imam Ibnu Asakir yang perempuan mencapai lebih dari 80 orang.

Ulama-ulama yang menjadi mujtahid mutlak juga tak terlepas dari peran sang ibu. Waqi' mengatakan, Ibu dari Imam Sufyan Al-Tsauri selalu mendorong anaknya menuntut ilmu. Begitu juga ibu dari Imam Malik yang menasehati sang imam sejak kecil, "Tuntutlah ilmu pada Rabi'ah. Pelajarilah akhlak yang baik sebelum kamu mempelajari ilmu darinya." Begitu juga dengan Imam Syafi'i. Sejak kecil beliau yatim, sehingga ibunya yang bernama Fatimah binti Abdullah bin Hasan bin Husen bin Ali bin Abi Thalib mendidiknya dan memotivasinya untuk belajar pada seluruh ulama di masanya, sehingga akhirnya ia menjadi seorang ulama besar.


Kontribusi Jihad dan Mencetak Mujahid

Jihad merupakan amal yang sangat berat, namun muslimah juga memiliki peran. Sehingga tidak heran jika Rasulullah Saw. melibatkan muslimah dalam setiap peperangan, baik untuk mengobati korban perang, atau berperang langsung jika kondisi mendesak.

Sejarah mencatat, orang pertama yang syahid mempertahankan agama Allah justru seorang perempuan. Ialah Sumayyah yang sabar menahan siksaan Abu Jahal, hingga akhirnya ia menggapai syahid. Padahal ia seorang sahabiah yang telah berumur 60 tahun. Badannya kurus, berkulit hitam, dan seorang budak miskin yang tidak memiliki apa-apa. Namun kekuatan imannya melebihi rata-rata laki-laki. Di waktu yang sama, anak laki-lakinya bernama Ammar tidak sanggup menahan siksaan yang sama, sehingga ia terpaksa menuruti permintaan Abu Jahal untuk menghina Nabi, walau hatinya ingkar.

Selain itu, orang pertama yang matanya dicungkil saat mempertahankan Islam juga perempuan. Dialah Zinnirah yang disiksa oleh Umayyah bin Khalaf. Dan orang pertama yang syahid di eropa juga seorang muslimah. Ialah Ummu Haram yang turut berjihad di masa Usman bin Affan, melalui jalur laut menuju wilayah Qubrus.

Saat ini, jihad masih dilakoni oleh muslimah dunia Islam. Baik jihad dalam arti luas yang mencakup seluruh sisi kehidupan, maupun jihad dalam arti khusus berjihad di medan perang. Potret jihad secara menyeluruh tampak nyata di beberapa negara mayoritas muslim, khususnya negara Islam Palestina. Mereka berjihad dalam taat pada Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Mereka berjihad dalam mendidik anak-anak sehingga banyak anak kecil Palestina yang telah mampu menghafal Al-Quran di usia dini. Mereka juga mencetak mujahid Palestina, seperti Ummu Nidhal yang dijuluki dengan al-khansa.

Pada kondisi tertentu, muslimah Palestina juga tidak segan-segan melakukan bom syahid. Bukan untuk mencari mati, tapi untuk menentukan kehidupan abadi. Bukan untuk mati, tapi justru untuk kehidupan orang lain. Kehidupan hati dan mental umat Islam. Kehidupan dalam arti sebenar-benarnya hidup, hingga dunia Islam mampu untuk membangun kebangkitan yang Allah janjikan.



Optimalisasi Kontribusi Muslimah untuk Dunia Islam
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa optimalisasi kontribusi muslimah sangat penting dalam proses kebangkitan dunia Islam. Mereka telah berperan di kancah dakwah, ilmu, bahkan di medan perang. Tentu dalam menjalankan peran lainnya muslimah lebih mampu.

Optimalisasi peran muslimah ini tidak memandang umur. Seorang nenek tua yang telah berumur 60 tahun nyatanya masih bisa berkontribusi untuk Islam, seperti yang dilakoni Sumayyah, sahabiah yang dijanjikan surga oleh Rasulullah. Begitu juga yang berumur dini. Seorang gadis miskin penjual susu nyatanya telah menginspirasi Umar bin Khattab untuk mencetak tokoh besar hingga lahirlah Umar bin Abdul Aziz, hanya karena akhlak sang gadis yang mulia. Apalagi optimalisasi peran ibu yang merupakan madrasah pencetak tokoh, ulama, bahkan mujahid.

Mengoptimalisasi kontribusi muslimah ini juga berarti mengoptimalisasi kontribusi laki-laki di masa sekarang dan masa depan. Di masa sekarang, muslimah bisa berkontribusi di bidang dakwah maupun membantu dakwah laki-laki seperti yang dilakoni Khadijah r.a. dll.. Di masa depan, muslimahlah yang akan melahirkan laki-laki hebat pengubah sejarah, seperti yang dilakoni Ummu Muhammad Al-Fatih, yang telah melahirkan sang pembebas Konstatinopel. Wallâhu al-musta'an.

Aku kembali (cerpen)

Bagiku ini adalah pijakan perdanaku di bumi Nanggroe Darussalam, yang kata banyak orang merupakan salah satu daerah anti maksiat, suci lagi bersih dari dosa. Aku yakin karena itulah kenapa aku ada disini sekarang. Dengan membawa sebuah misi untuk mengotori kesucian surgawi di tempat ini.

Akupun tersenyum. Sepintas kulihat sepasang gadis berkulit sedikit gelap. Mereka sedang menanti seseorang yang ingin mereka jumpai. Mereka asyik berbincang, gadis yang menurutku lebih manis dari temannya itupun serius mendengarkan, sambil merapikan penutup kepala yang rusak tersapu angin. Aku tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Yang aku tahu mereka pasti gadis muslim. Seperti yang pernah kulihat direkaman Mr. Jhon Abraham, sang master of mission. Ketika kami " Team of Mission " diperkenalkan dan dibina untuk terampil dalam melaksanakan misi kristenisasi yang akan disebarkan ke Negara-negara Islam. Dalam pelatihan itulah aku mengenal budaya Islam, symbol dan cara berpakaian mereka yang selalu membuat kami tertawa.

" They are so crazy. Kulit mereka pasti tidak bagus, selalu ditutupi padahal suasana lumayan panas. " Mark, sobat karibku selalu berkomentar seperti itu setiap kali tayangan ‘ Moslem's World ‘ ditampilkan.

" Makanya gadis mereka itu tidak laku di dunia internasional, ketutup kali. " Zeke sang playboy profesional itupun ikut berkomentar.

Dan aku hanya tersenyum, selalu sepert itu. Aku juga tidak mengerti kenapa aku merasa kesejukan tersendiri disaat aku melihat tayangan itu. Seperti saat ini, aku merasa ada sesutau yang kembali, tapi aku tak tahu apa itu. Padahal tercatat ini adalah langkah pertamaku disini. Mobil Volvo merah marun itupun tiba, Mr. Richard menyambutku hangat.

" Welcome to Aceh, Harry. Aku harap kau betah disini. "

" Thank's, sir. " Jawabku datar.

" Bagaimana keadaan Mr. Jhon? " Tanyanya.

" He's fine. "

" Kau sangat beruntung Harry, aku yakin kau pasti siswa andalan Mr. Jhon, terbukti dengan hadirmu disini. " Sambil tersenyum bangga Mr. Richard menepuk bahuku pelan, dan senyum itu kulihat begitu menyimpan misteri, namun aku tak tahu apa itu. Aku yakin semua akan baik-baik saja.

Lalu, " of Course. " Jawabku mantap, akupun tersenyum tulus. Yup itu adalah pernyataan yang sangat benar pikirku. Karena memang aku adalah salah satu siswa teladan di Team itu. Mr. Jhon selalu mengatakan itu " You're the best, Harry. " Dan aku selalu bangga dibuatnya. Harry Mc Hadden, itulah namaku. Aku tak tahu apakah nama itu adalah nama pemberian orang tuaku atau tidak. Aku tak tahu apakah aku terlahir dari sebuah keluarga lengkap yang dihuni oleh kasih sayang sepasang Mom dan Dad atau aku hanyalah anak yang terlahir dengan kerintihan seorang Mom saja tanpa harapan. Entahlah, yang jelas aku sama sekali tidak memiliki memori untuk itu, aku tidak ingat langkah kecilku berlari, aku tidak ingat suara bisikan kasih sayang seorang Ibu. Yang aku tau hanyalah, aku pemuda yahudi yang diasuh oleh pastur Mr. Jhon Abraham. Namun, mata dan rambutku yang hitam pekat kelihatan sedikit berbeda dari teman-temanku membuat aku sedikit risih karena aku merasa begitu asing. Tapi jauh di sudut hatiku rasa itu berbeda, keanehan ini menjadikan satu tanda tanya yang sampai saat ini belum kutemukan jawabannya.

" Ayo kita jalan, sebelumnya aku akan membawamu keliling terlebih dahulu, sebelum kita berhenti di Hermes Palace Hotel, tempat kau tinggal selama kau berada di Aceh ini. " Mr. Richard membuyarkan lamunanku.

" It's nice, sir. Aku juga ingin melihat daerah ini. " Jawabku singkat.

" Oce, let's go. "

Kami lalu berangkat meninggalkan Bandara Iskandar Muda yang begitu banyak peminatnya setelah tiga tahun terakhir ini sejak bencana besar Tsunami melanda daerah suci ini, seakan Aceh menjadi objek wisata yang termasyhur. Perbincanganpun terus berlanjut. Banyak hal yang kutanyakan pada Mr. Richard, karena usiaku yang beranjak 15 tahun tidaklah sangat matang untuk mengemban misi ini.

Terkadang ribuan pertanyaan menghantuiku, kenapa mereka terlalu cepat memberi tugas ini padaku, padahal aku merasa belum matang untuk ini. Tapi Mr. Jhon Abraham begitu mempercayaiku. Dia sangat yakin aku mampu melaksanakan titahnya. Memang aku akui, kegesitanku dalam menanggapi satu masalah merupakan kelebihanku diantara teman-teman yang lain. Aku juga tidak tahu, materi-materi mengenai permasalahan umat muslim yang diberikan sangat aku pahami, seperti terhafal dipikiranku. Seperti misalnya, ketika Mr. Jhon menanyakan seperti apa proses pengajian anak-anak yang berlaku di kalangan umat Islam, dan aku menjawabnya dengan sangat betul. Applause menggema untukku. Aku sendiri bingung kenapa aku bisa menjawabnya, kala itu aku tersenyum. Lalu, akupun memberi ide untuk terlebih dahulu mendekati anak-anaknya, karena anak-anak adalah sasaran empuk untuk misi ini. Karena mereka masih terlalu polos dan suci. Forum menerima penuh usulku. Dan karena itulah aku berada disini sekarang. Beberapa menit kemudian, kami melewati sebuah bangunan indah yang sangat megah berdiri. Sebuah mesjid. Aku termangu.

" Itu dia mesjid Baiturrahman. A great mosque in Aceh. " Mr. Richard seolah tahu apa yang sedang aku pikirkan. " Aku yakin kau pasti sudah melihatnya, bukan? ".

" Yup, Mr. Jhon hampir setiap kali ia memperlihatkannya. Sebagai sasaran utama katanya. " Jawabku datar.

" Right! ". Jawab Mr. Richard mantap.

Kesejukan itu kembali menyiramiku. Sejak masa pelatihan aku sudah merasakan hal yang sama, tapi selalu tak jelas bentuknya. Karena aku juga bingung apa itu. Tapi, setelah aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bangunan reliji itu, rasa itu mulai samar bentuknya, hampir teraba tapi tetap saja membuat kepalaku pusing. Akupun menggeleng keras agar pikiran itu segera hilang. Lalu, aku melihat kesekeliling untuk segera menghapus penat yang kurasakan, namun rasa itu semakin menggebu. Aku mengenal jalan ini. Aku merasa pernah berjalan berulang kali disini. Penuh canda, penuh tawa dan penuh kedamaian. Tapi, lagi-lagi bentuk itu tidak sempurna.

" Harry, are you ok? " Richard mulai mencium gelagatku.
" Yes, I'm ok, sir . " Jawabku menetralkan.

" Aku yakin kau pasti sangat lelah. Baiklah aku akan mengantarmu ke hotel, agar kau bisa istrirahat dan esok adalah hari perjuanganmu. "

" aku pikir juga seperti itu." Setujuku.

Setibanya di hotel, aku sedikit merasa lega. Sesaat ku temani Richard berbincang dengan gadis receptionist. Aku mengambil kunci yang diberikan oleh gadis itu, tak sengaja aku melihat nama yang tercantum di pakaiannya 'Maria', aku tak yakin itu nama aslinya. Langkah ku percepat, karena kelelahanku mulai bertambah.

Aku disapa lembut oleh seorang gadis pelayan hotel yang tampak jelas garis wajah Acehnya, namun ia tidak seperti gadis yang kutemui di bandara tadi, rambutnya tergerai lepas dengan sedikit warna merah ditengahnya. Aku kembali tersenyum. Dia pasti korban teamku, batinku berbisik . Kemudian aku membuka pintu kamarku dan segera beristirahat.

Esok paginya, pukul 08.00, Mr.Richard kembali menjemputku, Kali ini dia bersama tiga orang bule lainnya, aku yakin pasti mereka juga dari NGO yang sama dengan Richard. Setelah " say hello " sebentar, kami melanjutkan perjalanan. Dan kami melewati sebuah mesjid yang lebih kecil dari mesjid yang kulihat kemarin. Tanpa sadar aku berkata, " Stop here Richard! Ada hal yang harus aku teliti. " Alasanku. Entah kenapa magnet itu sangat kuat. Mesjid Darul Makmur Lambaro Skep, sekilas kubaca papan yang terdapat di depan mesjid itu. Kembali ku termangu. Rasa itu semakin berbentuk, aku terus berjalan dengan memperhatikan secara seksama mesjid itu. Sekilas aku melihat dua orang pemuda yang usianya lebih mapan dariku, berdiri di tangga mesjid memberi senyum tulus padaku. Aku pun membalas senyum itu. Lalu, pandanganku terpaku pada tangga dimana mereka berdiri, aku terpaku. Sepertinya aku melihat sesosok anak kecil di sana yang aku yakin itu adalah aku, berlari berkejaran bersama teman yang lain, namun aku ragu.

" Harry. " Panggilan Richard kesekian kalinya baru kusadari.

" What are you doing here ? Kita harus segera pergi ke lapangan. Jangan buang waktu, karena kau datang kemari bukanlah hanya untuk memperhatikan bangunan yang tidak berarti apa-apa buat kita. ". Tampak gurat kemarahan di wajah pemuda matang itu. Richard adalah salah satu alumni tempatku dididik, sejak tiga tahun lalu ia telah berada di sini, tepatnya setelah tsunami melanda negeri ini dan itulah gerbang lebar buat para team kami.

" Apa yang engkau katakana ? Bangunan yang tidak ada artinya? Tapi aku merasa tempat ini sangat berarti dan punya sejarah yang sangat istimewa. " Jawabku mantap.

" Apa? Bagaimana mungkin terjadi, kau terlahir dan dibesarkan di Amerika, kau berdarah Yahudi, tidak mungkin kau mengenal mesjid, terlebih lagi daerah ini. "

" Entahlah Rich, tapi aku yakin perasaan ini tidak salah. Give me a chance. " Mohonku.

" Tidak sama sekali, ayo kita berangkat sebelum semuanya terlambat. Kalo tidak..." Richard mulai memberii ancaman padaku. Namun tiba-tiba...

" Hanif? " Seseorang lelaki perawakan khas Aceh dan sedikit bergaya Arab memanggil nama itu. Aku tak tahu siapa yang dia maksud, tapi aku juga tidak mengerti mengapa aku menoleh.

" Hanif? Kamu benar Hanif kan? Santri ustadz yang paling shalih dan pintar. " Sambungnya.

" Apakah yang kamu maksud itu saya? " Tanyaku ragu.

" Iya dong, masa' orang lain. Nama kamu kan Hanif, Muhammad Hanif. "

" Apa yang kau katakan tuan. Kau pasti salah orang, namanya Harry Mc Hadden. Bukan Hanif atau apapun itu. Harry, ayo kita pergi sekarang. "

" Hanif? Benarkah kau itu sayang. " Seorang ibu kira-kira berumur lima puluh tahun kembali memanggilku dengan nama itu. Aku semakin yakin. Terlebih ketika aku melihat mata ibu itu, mata yang selama ini hilang dari lamunanku. Aku kembali terpaku, namun kali ini rasa itu tinggal sekian persen akan sempurna. Tapi aku masih terdiam.

" Hanif, kau adalah anakku ini ibumu...apa kau tidak mengenalku lagi? Aku yakin kalau kau masih hidup dan ternyata Allah mengabulkan do'a ibumu ini, kau kembali anakku..." Ratapan ibu itu sangat menyentuh hatiku.

" Hanif, benar apa yang beliau katakan, kau memang Hanif, anak yang hilang dibawa pergi oleh mereka para misionaris. " Tambah sang laki-laki itu, yang mengaku sebagai guru pengajianku. Dan aku, apa yang mereka perbincangkan, ini menjadi bukti yang kesekian kalinya bahwa aku benar anak negeri ini. Lalu, aku menoleh ke Richard dengan tatapan penuh harap.

" Rich, aku merasakan hal yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, aku bahagia bertemu mereka. Aku rindu tatapan mata ibu itu dan aku yakin kedatanganku kemari bukanlah langkah pertamaku, tapi kedatanganku ini membuktikan bahwa aku kembali. " Aku kembali menoleh kepada ibu itu dan sekejab aku sudah berada dalam pelukan hangatnya, yang sudah lama tak kurasakan.

Dan aku semakin yakin pelukan ini yang benar-benar hilang selama ini. Rasa itu telah sempurna. Aceh aku telah kembali, menjadi pemudamu yang setia.

Darussalam, 10 juni '07
By : Gadis Intifadha


Email : gadis_intifadha@yahoo.com

Rabbi Israel: Jangan Tunjukkan Ada Belas Kasihan pada Rakyat Palestina

Kebrutalan pasukan Zionis Israel dalam agresinya selama 22 hari di Jalur Gaza tidak lepas dari pengaruh pimpinan bimbingan rohani di kemiliteran Israel, Rabbi Avichai Rontzki yang memiliki pangkat kemiliteran brigadir jenderal.

Sebelum menggelar perang ke Jalur Gaza, Rabbi Rontzki membagikan sebuah booklet yang ditulis oleh Rabbi Shlomo Aviner ke seluruh tentara Israel yang isinya menyerukan agar tentara Israel tidak memberikan belas kasihan pada warga Gaza yang dianggap sebagai musuh Israel.

Organisasi hak asasi manusia Yesh Din berhasil mengungkap keberadaan booklet tersebut di kalangan tentara Israel pada Senin (26/1). Dalam booklet itu, dicantumkan pernyataan Rabbi Aviner, seorang Yahudi ultra nasionalis yang mengetuai Ateret Cohanim Yeshiva di Al-Quds (Yerusalem Timur) dan menolak kompromi dengan rakyat Palestina.

Rabbi Aviner dalam pamfletnya menulis, "jika seorang tentara Israel menunjukkan adanya belas kasihnya pada musuh yang kejam maka tentara itu bukanlah tentara yang sejati dan jujur." Aviner menyatakan bahwa tentara Israel sedang melawan "para pembunuh" dan jika para tentara itu menunjukkan belas kasihnya pada musuh makan tindakan itu merupakan "tindakan yang sangat tidak bermoral."

Tak heran jika pasukan Zionis dengan keji membantai warga Gaza dalam agresinya yang berlangsung selama 22 hari. Akibat serangan brutal pasukan Israel, 1.350 warga Gaza syahid diantaranya 473 anak-anak dan 5.450 orang lainnya luka-luka.

Bukan hanya membantai warga sipil tak bersenjata, pasukan Israel juga menghancurkan fasilitas publik seperti rumah-rumah penduduk, kantor-kantor pemerintahan, sekolah, masjid dan rumah-rumah sakit. Pasukan Israel bahkan menggunakan senjata kimia berbahaya dalam perangnya ke Gaza.

Surat kabar Israel, Haaretz edisi Senin kemarin dalam laporannya juga menyebutkankan bahwa kelompok-kelompok sayap kiri di Israel juga ikut berperan dalam menyebarkan pamflet-pamflet berisi pesan-pesan bernuansa rasis ke basis-basis militer Israel.

"Kami menyerukan tentara-tentara Israel untuk meluangkan hidupnya dan hidup rekan-rekan mereka, serta tidak menunjukkan sikap peduli pada populasi di sekeliling mereka yang membahayakan hidup mereka," demikian bunyi salah satu pamflet yang disebarkan kelompok sayap kiri "Kelompok Pengikut Rabbi Yitzhak Ginsburg".

Pamflet itu menyebutkan bahwa populasi yang dimaksud (warga Gaza) bukanlah populasi yang tidak bersalah. Oleh sebab itu para tentara (Israel) diserukan agar mengabaikan doktrin dan perintah yang tidak masuk akal, yang bisa membuat mereka bingung dalam menghadapi musuh.

Pamflet lainnya ditulis oleh Rabbi Yuval Feund berisi pernyataan "Musuh-musuh kita memanfaatkan belas kasihan orang-orang Israel secara luas. Kita tidak boleh menunjukkan adanya belas kasih pada kejahatan tersebut." Pamflet berisi kebencian terhadap rakyat Palestina itu ditemukan oleh kelompok Breaking the Silence, kelompok yang beranggotakan orang-orang Israel yang menolak perang ke Jalur Gaza.

Terkait dengan tindakan Rabbi Rontzki yang telah menyebarkan booklet berisi kebencian terhadap rakyat Palestina di kalangan tentara Israel , organisasi Yesh Din mendesak menteri pertahanan Israel untuk memecat Rabbi Rontzki sebagai pimpinan bimbingan rohani di kemiliteran Israel. (ln/iol)

Kronologis dan Fakta di Balik Agresi Israel di Jalur Gaza

Agresi Israel terhadap Jalur Gaza yang dimulai 27 Desember 2008 dan berakhir setelah hampir satu bulan ternyata merupakan sebuah akumulasi rencana Israel terhadap rakyat Palestina. Berbagai perkembangan yang terjadi di Palestina, khususnya di Gaza membuat Israel melakukan manuver-manuver yang tak mereka duga. Inilah perjalanan agresi Israel di Jalur Gaza dengan beberapa fakta di baliknya.

1.) Tahun 2005, Isarel memerintahkan semua orang Yahudi yang masih ada di Jalur Gaza untuk pindah dan mengonsentrasikan diri ke Tepi Barat. Salah satu dari penarikan besar-besaran ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kekuatan Hamas.

2.) Tahun 2006, Hamas memenangi pemilu dengan telak, sesuatu yang tak diduga-duga oleh Israel dan pihak manapun. Mereka tadinya sudah menginstalasi Fatah sebagai institusi resmi Palestina, namun betapa shocked dan ngerinya Israel ketika realitas yang ada ternyata menunjukan rakyat memilih Palestina.

3.) Sekitar 70% Hamas adalah anggota Ikhwan. Ini seperti dikatakan oleh salah seorang anggota Hamas yang tak ingin identitasnya diketahui banyak orang. Imam Hasan Al-Bana mempunyai ikatan sejarah yang kuat dengan Hamas dan Palestina. Ikhwan mempunyai kewajiban untuk terlibat langsung dalam perlawanan rakyat Palestina terhadap penjajahan Israel. Usai kemenangan Hamas dalam pemilu 2006 itu, Israel mulai menyadari jika inti perlawanan Palestina adalah Hamas.

4.) Tiga bulan setelah kemenangan Hamas, Israel mengajak semua negara Barat dan juga AS untuk memboikot hasil pemilu itu. Salah satu bentuk kongkret boikot Israel adalah dengan cara menutup Gaza dari dunia luar. Mengapa Jalur Gaza dan tidak daerah Palestina lainnya? Bisa dikatakan daerah lainnya sudah berada dalam kekuasaan Israel melalui otoritas Fatah. Kedua, Gaza menjadi semacam base-camp Hamas dan rakyat Palestina yang tak akan pernah mundur dari penjajahan Israel. Pada periode ini, Gaza hanya ditutup dari akses dunia luar saja. Isolasi pada tiga bulan pertama ini dimaksudkan agar rakyat Palestina menyalahkan Hamas—dengan Hamas memenangi pemilu, maka dunia menutup Gaza.

5.) Setelah tiga bulan pertama tersebut, kenyataannya, warga Gaza khususnya, dan rakyat Palestina umumnya, semakin komit dan percaya terhadap Hamas. Mereka semakin yakin bahwa bersama Hamas, Palestina akan mempertahankan tanahnya dan merebut apa yang telah dirampas oleh Yahudi.

6.) Israel makin pening menghadapi bukti seperti itu. Mereka kemudian mencabut listrik dan air di Jalur Gaza untuk tiga bulan berikutnya. Israel berharap dengan melakukan tindakan seperti ini, warga Gaza akan mulai menunjukan kebencian terhadap Hamas. Seperti yang diketahui oleh dunia, Gaza tetap bisa survive dan seperti asyik menyiapkan banyak hal di tengah kepungan Israel itu.

7.) Tiga bulan berikutnya (berarti sudah hampir 1 tahun sejak pemilu 2006), Israel benar-benar menutup semua kebutuhan hidup untuk Gaza. Mulai dari obat-obatan, listrik, air, sampai juga tidak ada jalur keluar dan masuk bagi rakyat Gaza untuk keluar dari daerahnya.

8.) Menjelang akhir 2008, bertepatan dengan akan segera lengsernya George Bush dan dilantiknya Barack Hussein Obama di AS, Israel menggempur Gaza. Mereka menargetkan penyerangan ini hanya untuk beberapa hari, namun kenyataannya setelah hampir satu bulan, mereka tidak berhasil menaklukan Gaza. Walaupun Gaza lebur dan lebih dari 1000 orang tewas, tidak ada satupun misi Israel yang tercapai. Sekitar hari ke-10 masa agresi, banyak tentara Israel yang stress dan minta dipulangkan, karena takut menghadapai perlawanan Hamas dan rakyat Palestina secara langsung.

9.) Selama agresi berlangsung, kurang lebih sebulan, sekitar 500 anak Palestina tewas. Namun pada saat yang sama, banyak terjadi kelahiran di Gaza, dan yang menghebohkan adalah kelahiran itu hampir rata-rata kembar, paling sedikit 2 bayi. Sekarang diperkirakan ada 5000 bayi baru di Gaza yang lahir selama agresi Israel berlangsung.

10.) Di seantreo dunia, dukungan paling besar yang datang untuk Palestina berasal dari Indonesia. Lebih dari Rp. 50 milyar disumbangkan oleh Indonesia hanya dalam kurun waktu kurang 1 bulan saja, baik dari pribadi yang dikumpulkan secara kolektif ataupun institusi, dan ini melebihi sumbangan rakyat manapun di semua negara yang konsern terhadap Palestina. Rakyat Palestina terharu dan tak akan pernah melupakan rakyat Indonesia. Jika kebetulan kita berbincang dengan rakyat Palestina, baik melaui on-line ataupun secara langsung, niscaya kita akan merasakan langsung pengakuan dan penghormatan dari mereka akan hal ini.

11.) Gaza hanya dijadikan sebagai sasaran antara saja. Tujuan Israel tetap walau bagaimanapun adalah menguasai Masjidil Aqsa. Gaza hanya dijadikan sebagai pengalih perhatian umat muslim agar lupa pada Masjidil Aqsa.

BBC Terancam Diboikot

Sejumlah aktor dan sutradara di Inggris mengancam akan memboikot BBC jika salah satu stasiun televisi terbesar di dunia itu tetap pada keputusannya untuk tidak menayangkan iklan penggalangan dana untuk masyarakat Gaza.

Seperti diberitakan, BBC pekan kemarin menolak menayangkan iklan yang digagas oleh Disasters Emergency Committee sebuah koalisi organisasi kemanusiaan antara lain Oxfam, Palang Merah Inggris dan Islamic Aid untuk penggalangan dana bagi warga Gaza yang menjadi korban serangan brutal Israel.

"Kami tidak akan pernah mau bekerja untuk BBC lagi kecuali BBC mau mencabut keputusannya yang memalukan," kata Mark Thompson Direktur Umum BBC dalam surat terbukanya yang dimuat harian The Scotsman edisi Selasa (27/1.

Hal serupa diungkapkan oleh aktor Samantha Morton, salah satu orang yang menggagas aksi boikot terhadap BBC. Aktor Tam Dean Burn, Peter Mullan, Alison Peebles dan penulis terkenal Pauline Goldsmith juga menyatakan akan memboikot BBC.

Para aktor, sutradara dan penulis Inggris yang ikut menandatangani surat terbuka ancaman boikot terhadap BBC juga mengatakan tidak akan membayar biaya lisensi stasiun televisi BBC yang didanai oleh publik Inggris dan menyerukan rakyat Inggris untuk melakukan hal serupa.

"Inilah saatnya bagi rakyat Inggris untuk mengambil sikap dalam isu ini," demikian bagian isi surat terbuka mereka.

Setelah BBC menyatakan menolak menayangkan iklan penggalangan dana untuk Gaza, BBC menerima sekitar 21.000 komplain dari masyarakat dalam beberapa hari saja.Karena komplain tersebut, badan usaha pemerintah yang membawahi BBC, BBC Trust sudah memerintahkan agar keputusan tidak menayangkan iklan penggalangan dana untuk Gaza dikaji ulang dan BBC Trust akan mengumumkan hasil kajiannya yang kemungkinan besar akan menerima penayangan iklan tersebut.

Kritik terhadap sikap BBC yang parsial juga disampaikan oleh sejumlah anggota parlemen Inggris. Lebih dari 100 anggota parlemen Inggris juga membuat mosi yang isinya mengkritik BBC dan Sky News yang menolak menyiarkan iklan penggalangan dana untuk warga Gaza. Kritik serupa juga dilontarkan keuskupan Church of England, sejumlah penulis editorial dan para menteri senior Inggris.

Aksi protes juga berlangsung di depan kantor pusat BBC di London dan Glasgow hari Senin kemarin. Para pengunjuk rasa membakar kartu lisensi televisi mereka dan melakukan aksi duduk di depan kantor tersebut.

Kebijakan BBC dalam menyiarkan liputan konflik di Timur Tengah, selama ini memang sering menimbulkan kontroversi di kalangan komentator di negeri itu. Tahun 2006, jajaran gubernur BBC dalam laporannya mengatakan bahwa liputan-liputan BBC tentang konflik Israel-Palestina "tidak konsisten dan menyesatkan". BBC dinilai gagal menyakikan laporan yang berimbang tentang penderitaan rakyat Palestina yang hidup dibawah penjajahan rezim Zionis Israel. (ln/iol)

Cara Artis Barat Membela Gaza

Banyak cara untuk men-support perjuangan rakyat Palestina di Gaza, salah satunya dengan lagu. Seorang penyanyi di Los Angeles Amerika Serikat – Michael Heart, membuat sebuah lagu khusus yang dia tujukan untuk rakyat Gaza yang sampai saat ini masih jadi sasaran pembantaian oleh Zionis Israel.

Sejak dia merilis lagu yang berjudul "We will not go down" (Song for Gaza) , lagu tersebut mendapat banyak respon, berupa komentar dukungan, sampai ia sendiri kewalahan menjawab dan membalas berbagai email yang masuk.

Walaupun lagu itu baru di rilis, namun telah ratusan ribu orang melihatnya di youtube dan mendownload MP3 nya.

Lirik lagu “We will not go down" sendiri sangat menyentuh.

Salah satu bait lirik dari "We will not go down"

Women and children alike

Murdered and massacred night after night

While the so-called leaders of countries afar

Debated on who’s wrong or right

Michael Heart menggambarkan kondisi rakyat Gaza akan gempuran Zionis Israel dalam lagunya itu membuat kita merasa tersindir dan sedih akan nasib rakyat Gaza.

Awalnya dia berencana dengan menjual CD lagu MP3 nya itu dan hasil penjualannya akan dia donasikan untuk kepentingan amal kemanusiaan untuk penduduk Gaza, tapi karena dia merasa sulit kalau harus sendiri mendonasikan hasil penjualan CD MP3 nya , akhirnya dia memutuskan semua orang bisa mendownload gratis lagu tersebut. Dan dia berharap, setelah mendengarkan lagu itu, orang-orang akan tergerak hatinya untuk membantu rakyat Palestina di Gaza dengan mendonasikan uangnya ke lembaga-lembaga kemanusiaan yang ada atau organisasi yang didedikasikan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.

Sebagai musisi Michael Heart sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada dia atas lagu tersebut. Dan dia berharap setiap orang yang masih mempunyai hati nurani, mendukung perjuangan rakyat Palestina dan membantu mereka walau hanya dengan berupa doa.

Sebelumnya sudah banyak artis barat yang membuat lagu khusus untuk dukungan terhadap rakyat Palestina, salah satunya Outlandish dengan lagunya "Look in to My Eyes"

Profil Michael Heart

Michael adalah seorang penyanyi dan penulis lagu independen yang berbasis di Los Angeles. Tahun lalu pada bulan Maret 2008, dia telah merilis album Pop / Rock yang berjudul "Unsolicited Material". Michael juga merupakan seorang produser dan gitaris, dia juga memproduksi trek-trek lagu di rumahnya yang juga menjadi studio untuk berbagai artis lokal di Los Angeles.

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our
schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our
schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Ketika Pelatih Sepakbola Asal Prancis Memilih Masuk Islam

Untuk sebagian orang yang menjadi Mualaf, kadang butuh waktu untuk membuka jati dirinya sebagai seorang Muslim yang baru saja mengucapakan dua kalimat syahadat. Begitulah yang dialami pasangan suami isteri Phillipe dan Dominique Troussier.

Di Maroko keislaman Phillipe Troussier menjadi berita yang menarik bagi banyak orang, karena Phillipe termasuk salah satu tokoh yang dikenal luas masyarakat Maroko, terutama pecinta olahraga sepakbola. Karena Phillipe adalah seorang pelatih tim sepakbola level internasional dan pernah melatih tim sepakbola nasional Maroko.

Karena merasa tidak nyaman dengan pemberitaan yang luas tentang keislamannya, Phillipe dan isterinya memberikan keterangan resmi bahwa mereka berdua memang sudang masuk Islam, seperti dilansir kantor berita MAP. Phillipe memilih nama Islam, Omar sedangkan Dominique, istrinya memilih nama Islam Amina.

Phillipe yang kini berusia 53 tahun, masuk Islam pada tahun 2006. Ketika itu ia mengatakan,"Saya masuk Islam, untuk mengharmonikan keyakinan saya dengan negara dimana saya tinggal sekarang. Saya mencintai negara Maroko dan Maroko juga mencintai saya. Ini merupakan keputusan tentang cinta dan rasa hormat."

Sebelum melatih tim nasional Maroko, Phillipe pernah melatih tim sepakbola nasional Afrika Selatan untuk menghadi World Cup tahun 1998 dan tim sepakbola nasional Jepan menjelang World Cups tahun 2002.

Acara syukuran kecil-kecilan setelah pasangan asal Prancis itu mengucapkan syahadat di gelar di kota Rabat, kota tempat mereka tinggal. Phillipe dan Dominique mengikrarkan diri masuk Islam dengan disaksi dua orang saksi.

Bagi teman-teman dekat Phillip dan Dominique berita masuk Islam kedua pasangan itu bukan hal yang mengejutkan. Mereka tahu, selama ini Phillipe punya perhatian khusus terhadap agama Islam. Meski Phillipe merasa harus menyembunyikan dulu jati dirinya sebagai Muslim.

Dalam keterangan pers, Phillipe mengaku tidak nyaman dengan pemberitaan yang beredar, tentang keputusannya masuk Islam. "Informasi itu menyebar seperti desas-desus, saya pikir salah satu sahabat saya yang telah membocorkan informasi ini," kata Phillipe.

Namun Phillipe dan Domonique dalam wawancara dengan surat kabar berbahasa Prancis L'Opnion mengungkapkan, peristiwa ketika mereka mengucapkan dua kalimat syahadat merupakan momen yang istimewa dan menggetarkan.

Kedua pasangan mualaf itu mengangkat dua anak Maroko, yang mereka asuh dan mereka didik. Sebuah surat kabar Maroko menulis laporannya tentang keislaman Phillipe dengan kalimat,"Sebagai Muslim, kami bahagia melihat seorang tokoh terkenal dan memiliki pribadi kuat seperti Phillipe Troussier menjadi bagian dari agama yang mengajarkan toleransi dan perdamaian.

"Selamat datang Omar dan Amina, di Kerajaan Yang Maha Kuat, Kerajaan Kebanaran," tulis harian itu. (ln/iol)

Dari Kanoute untuk Palestina

Sebagai muslim yang taat, penyerang Sevilla Frederic Kanoute tergugah dengan penderitaan Palestina. Usai mencetak gol ke gawang Deportivo La Coruna striker asal Mali itu membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine".




Usai menjaringkan bola ke gawang lawan, Kanoute membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine". Ini tentu saja dimaksudkan sebagai dukungan pada Palestina yang tengah digempur oleh pasukan Israel di Gaza. Reuters/Marcelo del Pozo.










Seperti banyak kisah kecintaanya pada islam, Frederic Kanoute pun mendukung perjuangan rakyat Palestina. Meski ia harus mendapatkan kartu kuning karena aksinya itu. Reuters/Marcelo del Pozo.











Kanoute memang dikenal sebagai muslim yang taat dan kerap bangga menunjukkan identitas keyakinannya itu. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla. Reuters/Marcelo del Pozo.














Dari Frederic Kanoute untuk Palestina. Reuters/Marcelo del Pozo.

Yahudi AS, Pindah ke Israel dan Masuk Islam

Pada tahun 1998, Joseph Cohen seorang Yahudi Ortodoks kelahiran AS hijrah ke Israel karena keyakinannya yang sangat kuat pada ajaran Yudaisme. Ia kemudian tinggal di pemukiman Yahudi Gush Qatif di Gaza (Israel mundur dari wilayah Jalur Gaza pada tahun 2005).
Cohen tak pernah mengira bahwa kepindahannya ke Israel justru membawanya pada cahaya Islam. Setelah tiga tahun menetap di Gaza, Cohen memutuskan untuk menjadi seorang Muslim setelah ia bertemu dengan seorang syaikh asal Uni Emirat Arab dan berdiskusi tentang teologi dengan syaikh tersebut lewat internet. Setelah masuk Islam, Cohen mengganti namanya dengan nama Islam Yousef al-Khattab.

Tak lama setelah ia mengucapkan syahadat, istri dan empat anak Yousef mengikuti jejaknya menjadi Muslim. Sekarang, Yousef al-Khattab aktif berdakwah di kalangan orang-orang Yahudi, meski ia sendiri tidak diakui lagi oleh keluarganya yang tidak suka melihatnya masuk Islam.

"Saya sudah tidak lagi berhubungan dengan keluarga saya. Kita tidak boleh memutuskan hubungan kekeluargaan, tapi pihak keluarga saya adalah Yahudi dengan entitas ke-Yahudi-annya. Kami tidak punya pilihan lain, selain memutuskan kontak untuk saat ini. Kata-kata terakhir yang mereka lontarkan pada saya, mereka bilang saya barbar," tutur Yousef tentang hubungan dengan keluarganya sekarang.

Ia mengakui, berdakwah tentang Islam di kalangan orang-orang Yahudi bukan pekerjaan yang mudah. Menurutnya, yang pertama kali harus dilakukan dalam mengenalkan Islam adalah, bahwa hanya ada satu manhaj dalam Islam yaitu manhaj yang dibawa oleh Rasululullah saw yang kemudian diteruskan oleh para sahabat-sahabat dan penerusnya hingga sekarang.

"Cara yang paling baik untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama untuk semua umat manusia adalah dengan memberikan penjelasan berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan yang membedakan antara umat manusia adalah ketaqwaannya pada Allah semata," ujar Yousef.

"Islam bukan agama yang rasis. Kita punya bukti-bukti yang sangat kuat, firman Allah dan perkataan Rasulullah saw. Kita berjuang bukan untuk membenci kaum kafir. Kita berjuang hanya demi Allah semata, untuk melawan mereka yang ingin membunuh kita, yang menjajah tanah air kita, yang menyebarkan kemungkaran dan menyebarkan ideologi Barat di negara kita, misalnya ideologi demokrasi," sambung Yousef.

Ia mengatakan bahwa dasar ajaran agama Yahudi sangat berbeda dengan Islam. Perbedaan utamanya dalam masalah tauhid. Agama Yahudi, kata Yousef percaya pada perantara dan perantara mereka adalah para rabbi. Orang-orang Yahudi berdoa lewat perantaraan rabbi-rabbi mereka.

"Yudaisme adalah kepercayaan yang berbasiskan pada manusia. Berbeda dengan Islam, agama yang berbasis pada al-Quran dan Sunnah. Dan keyakinan pada Islam tidak akan pernah berubah, di semua masjid di seluruh dunia al-Quran yang kita dengarkan adalah al-Quran yang sama," ujar Yousef.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Yahudisme di sisi lain berpatokan pada "tradisi oral" misalnya kitab Talmud yang disusun berdasarkan informasi dari mulut ke mulut yang kemudian dibukukan. Para rabbi sendiri, kata Yousef mengakui, bisa saja banyak hal yang sudah orang lupa sehingga keabsahan kitab tersebut bisa dipertanyakan.

Yousef mengungkapkan, kitab Taurat yang diyakini kaum Yahudi sekarang memiliki sebelas versi yang berbeda dan naskah-naskah Taurat itu bukan lagi naskah asli. "Alhamdulillah, Allah memberikan rahmat pada kita semua dengan agama yang mudah, di mana banyak orang yang bisa menghapal al-Quran dari generasi ke generasi. Allah memberkati kita semua dengan al-Quran," tukas Yousef. Meski demikian, ia meyakini dialog adalah cara terbaik dalam berdakwah terutama di kalangan Yahudi.

Ditanya tentang kelompok-kelompok Yahudi yang mengklaim anti-Zionis. Yousef menjawab bahwa secara pribadi maupun dari sisi religius, ia tidak percaya dengan Yahudi-Yahudi yang mengklaim anti-Zionis. "Dari sejarahnya saja, mereka adalah orang-orang yang selalu melanggar kesepakatan. Mereka membunuh para nabi, oleh sebab itu saya tidak pernah percaya pada mereka, meski Islam selalu menunjukkan sikap yang baik pada mereka," paparnya.

Yousef menegaskan bahwa pernyataannya itu bukan untuk membela orang-orang Palestina ataupun atas nama seorang Muslim. Pernyataan itu merupakan pendapat pribadinya. "Allah Maha Tahu," tandasnya.

Sebagai orang yang pernah tinggal di pemukiman Yahudi di wilayah Palestina, Yousef mengakui adanya diskriminasi yang dilakukan pemerintah Israel terhadap Muslim Palestina. Yousef sendiri pernah dipukul oleh tentara-tentara Israel meski tidak seburuk perlakuan tentara-tentara Zionis itu pada warga Palestina.

"Saya masih beruntung, penderitaan yang saya alami tidak seberat penderitaan saudara-saudara kita di Afghanistan yang berada dibawah penjajahan AS atau saudara-saudara kita yang berada di kamp penjara AS di Kuba (Guantanamo)," imbuhnya dengan rasa syukur.

Allah memberikan hidayah pada umatnya, kadang dengan cara yang tak terduga. Seperti yang dialami Cohen atau Yousef yang justru masuk Islam setelah pindah ke wilayah pendudukan Israel di Gaza. (ln/readingislam)

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Selamat Datang - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger